Kamis, 29 September 2011

Deferal and Acrual

POS–POS DEFERAL (TRANSITORIS)

Disusun oleh : Drs. Kartiwa, M.Pd




Pos-pos Deferal sering juga disebut Pos-pos Transitoris. Pos deferal dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Beban dibayar dimuka

a. Waktu pembayaran dicatat sebagai Harta

Misalnya : Pada tanggal 1 Oktober 2010 perusahaan membayar asuransi sebesar Rp 6.000.000,00 untuk masa 1 tahun terhitung tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan 1 Oktober 2011

Jurnal Pembayaran :

Oktober 1. Asuransi dibayar dimuka Rp 6.000.000,00

Kas Rp 6.000.000,00

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Desember 31. Beban Asuransi Rp 1.500.000,00

Asuransi dibayar dimuka Rp 1.500.000,00

Ayat Jurnal Pembalik : ( Tidak Ada )

b. Waktu pembayaran dicatat sebagai Beban

Misalnya : Pada tanggal 1 Oktober 2010 perusahaan membayar asuransi sebesar Rp 6.000.000,00 untuk masa 1 tahun terhitung tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan 1 Oktober 2011

Jurnal Pembayaran :

Oktober 1. Beban Asuransi Rp 6.000.000,00

Kas Rp 6.000.000,00

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Desember 31. Asuransi dibayar dimuka Rp 4.500.000,00

Beban Asuransi Rp 4.500.000,00

Ayat Jurnal Pembalik :

Januari 1. Beban Asuransi Rp 4.500.000,00

Asuransi dibayar dimuka Rp 4.500.000,00

2. Pendapatan diterima dimuka

a. Waktu Penerimaan dicatat sebagai Utang

Misalnya : Pada tanggal 1 September 2010 perusahaan menerima sewa kontrakan rumah sebesar Rp 12.000.000,00 untuk masa 1 tahun terhitung mulai tanggal 1 September 2010 sampai dengan 1 September 2011

Jurnal Penerimaan :

September 1. Kas Rp 12.000.000,00

Sewa diterima dimuka Rp 12.000.000,00

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Desember 31. Sewa diterima dimuka Rp 4.000.000,00

Pendapatan Sewa Rp 4.000.000,00

Ayat Jurnal Pembalik : ( Tidak Ada )

b. Waktu Penerimaan dicatat sebagai Pendapatan

Misalnya : Pada tanggal 1 September 2010 perusahaan menerima sewa kontrakan rumah sebesar Rp 12.000.000,00 untuk masa 1 tahun terhitung mulai tanggal 1 September 2010 sampai dengan 1 September 2011

Jurnal Penerimaan :

September 1. Kas Rp 12.000.000,00

Pendapatan Sewa Rp 12.000.000,00

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Desember 31. Pendapatan Sewa Rp 8.000.000,00

Sewa diterima dimuka Rp 8.000.000,00

Ayat Jurnal Pembalik :

Januari 1. Sewa diterima dimuka Rp 8.000.000,00

Pendapatan Sewa Rp 8.000.000,00

POS–POS AKRUAL (ANTISIPASI)






Pos-pos Akrual sering juga disebut Pos-pos Antisipasi. Pos ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

1. Beban yang terutang

Misalnya : Pada tanggal 31 Desember 2010 masih belum dibayar gaji karyawan yang sedang cuti sampai dengan tanggal 15 Januari 2011 sebesar Rp 3.000.000,00

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Desember 31. Beban Gaji Rp 3.000.000,00

Utang Gaji Rp 3.000.000,00

Ayat Jurnal Pembalik :

Januari 1. Utang Gaji Rp 3.000.000,00

Beban Gaji Rp 3.000.000,00

2. Pendapatan yang akan diterima

Misalnya : Pada tanggal 31 Desember 2010 masih belum diterima sewa rumah masa 1 Oktober 2010 sampai dengan 31 Desember 2010. Sewa sebulan Rp 1.000.000,00

Ayat Jurnal Penyesuaian :

Desember 31. Piutang Sewa Rp 3.000.000,00

Pendapatan Sewa Rp 3.000.000,00

Ayat Jurnal Pembalik :

Januari 1. Pendapatan Sewa Rp 3.000.000,00

Piutang Sewa Rp 3.000.000,00

SOAL-SOAL LATIHAN :

1. Data penyesuaian dalam perusahaan PT Rindang Sukabumi per 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut :

a. Gaji yang masih harus dibayar Rp 6.000.000,00

b. Pemeliharaan yang belum dibayar Rp 5.000.000,00

c. Bunga terutang Rp 4.000.000,00

d. Sewa yang akan dibayar Rp 7.500.000,00

Dari data di atas buatlah Ayat Jurnal Penyesuaian per 31 Desember 2010

2. Buatlah ayat jurnal penyesuaian atas pos-pos di bawah ini :

a. Upah buruh dibayar sekali seminggu (6 hari) yaitu hari Senin sampai dengan Sabtu.

Upah satu minggu Rp 1.200.000,00 Tanggal 31 Desember 2010 tepat hari Rabu

b. Sewa rumah dibayar di belakang tiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Sewa satu tahun Rp 3.600.000,00

c. Bunga pinjaman dibayar di belakang tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober. Bunga 1 tahun 12%. Besar pinjaman Rp 30.000.000,00 pada tanggal 1 Oktober 2010

d. Pada tanggal 31 Desember 2010 masih terutang beban reparasi Rp 500.000,00

3. Tiara menyewakan sebuah rumah, sewa sebulan Rp 1.000.000,00. Sewa diterima dimuka sekaligus sekali setahun. Pada tanggal 1 April 2010 diterima sewa Rp 12.000.000,00 untuk masa 1 April 2010 sampai dengan 1 April 2011. Berdasarkan keterangan di atas anda diminta membuat jurnal penerimaan sewa, ayat jurnal penyesuaian per 31 Desember 2010 dan ayat jurnal pembalik tanggal 1 Januari 2011 jika :

a. Waktu penerimaan dicatat sebagai Utang

b. Waktu penerimaan dicatat sebagai Pendapatan

Kata-kata bijak :

Kecerdasan tidak diukur dengan tinggi rendahnya

tingkat pendidikan melainkan diukur dengan kemampuan

menyelesaikan masalah dengan tepat

tiara300796@yahoo.com

Kamis, 22 September 2011

Materi Akuntansi Kelas XI SMK

AKTIVA TETAP (FIXED ASSETS)

Oleh :

Drs. Kartiwa, M.Pd

1. Pengertian Aktiva Tetap

Perusahaan membeli barang dengan salah satu tujuan yaitu :

1. Pembelian barang dagangan dengan tujuan untuk dijual kembali. Barang ini disebut barang dagangan (Merchandise Inventory).

2. Pembelian barang dengan tujuan untuk dipakai dalam operasi/kegiatan perusahaan. Jenis barang ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Barang-barang yang jangka pemakaiannya kurang dari satu tahun seperti alat tulis kantor (Office Supplies). Pemakaian barang ini dalam periode akuntansi berjalan adalah merupakan beban dan dilaporkan dalam laporan laba rugi

2. Barang-barang yang jangka pemakaiannya satu tahun atau lebih. Jenis ini dapat digolongkan mejadi dua yaitu :

2.1.Harta-harta yang tidak susut nilainya karena pemakaian dalam kegiatan suatu usaha seperti tanah digunakan untuk tempat gedung dan tempat mesin pabrik

2.2.Harta-harta yang nilainya secara berangsur-angsur susut karena pemakaian dalam operasi/kegiatan usaha. Termasuk kelompok ini adalah Peralatan Kantor (Mesin ketik, meja, Komputer, lemari, kursi dan lain-lain), Gedung dan bangunannya.

Nilai aktiva tetap terakhir ini makin lama makin menurun disebabkan beberapa faktor antara lain :

1. Lusuh/aus

Harta-harta seperti peralatan toko, peralatan kantor susut/berkurang nilainya secara alamiah maupun pemakaiannya semakin lusuh/aus

2. Kemampuan berproduksi menurun

Aktiva tetap yang dipakai dalam kegiatan kantor umumnya akan mengalami kapasitas. Lazimnya aktiva yang baru akan mempunyai kapasitas yang lebih dengan kapasitas yang tua/lama.

3. Ketinggalan teknologi

Umumnya peralatan-peralatan yang dibuat pada tahun-tahun yang terakhir lebih canggih dan efisien dan produksinya lebih sesuai dengan keinginan/kebutuhan dengan konsumennya/masyarakat.

2. Harga Perolehan Aktiva Tetap

Untuk menetapkan harga perolehan suatu aktiva tetap dihitung mulai dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap (harga beli atau harga pembuatan) ditambah dengan semua biaya-biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap digunakan.

Tanah :

Harga perolehan (cost) tanah terdiri dari :

- Harga beli tanah

- Biaya balik nama

- Biaya pengukuran

- Biaya sertifikat tanah

- Biaya akta notaris

- Komisi makelar

- Perataan tanah

- Biaya lain yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap untuk digunakan.

Gedung.

Harga perolehan gedung terdiri dari :

- Harga beli gedung

- Biaya balik nama

- PPN

- Biaya notaris

- Biaya perbaikan

- Biaya lain yang dikeluarkan sampai gedung tersebut siap untuk digunakan

Peralatan

Harga perolehan peralatan terdiri dari :

- Harga pembelian

- Biaya pengangkutan

- PPN

- Bea masuk

- Biaya pembongkaran

- Biaya pemasangan

- Biaya uji coba

- Biaya lain yang dikeluarkan sampai peralatan tersebut siap untuk dipakai

3. Menetapkan besarnya penyusutan

Menetapkan besarnya penyusutan/depresiasi aktiva tetap atau menghitung berapa besarnya penyusutan aktiva tetap ada 4 hal pokok yang harus diperhatikan yaitu :

1. Harga beli (Harga Perolehan)

Harga beli adalah harga barang/aktiva menurut harga faktur. Selain harga beli mungkin masih dikeluarkan biaya-biaya sampai dengan aktiva itu dapat dipakai/digunakan disebut harga perolehan

2. Umur aktiva tetap

Umur suatu aktiva tetap dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

2.1.Umur teknis yaitu jangka pemakaian suatu aktiva tanpa memperhatikan hasil yang diperoleh dari pemakaian aktiva tetap itu yang dapat dipetanggungjawabkan secara ekonomis

2.2.Umur ekonomis yaitu taksiran umur suatu aktiva dilihat dari hasil/keuntungan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis. Umur ekonomis ialah yang umum digunakan dalam perhitungan penyusutan aktiva tetap bukan umur teknis

Pembelian dari suatu aktiva tetap tidak selalu awal/akhir bulan tetapi mungkin pada tanggal-tanggal tertentu dari suatu bulan. Dalam hal ini perhitungan penyusutan dilakukan sebagai berikut :

1. Jika pembelian dan pemakaian suatu aktiva tetap antara tanggal 1 sampai dengan 15 dari suatu bulan maka penyusutan dihitung mulai sejak awal bulan yang bersangkutan sampai dengan akhir periode akuntansi

2. Jika pembelian/pemakaian suatu aktiva tetap tanggal 16 sampai dengan akhir bulan maka penyusutan dihitung mulai sejak awal bulan berikutnya sampai dengan akhir periode akuntansi.

3. Nilai sisa/nilai residu

Nilai suatu aktiva menurut harga pasar setelah umur eonomis berakhir disebut nilai sisa/nilai residu

4. Metode penyusutan yang digunakan

4. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

1. Metode Garis Lurus ( Straight Line Method)

Penyusutan tahunan = Harga Perolehan – Nilai Residu

Umur dalam tahunan

2. Metode Saldo Menurun Tunggal ( Single Declining Balance Method)

Penyusutan tahunan = … % Penyusutan x (Harga Perolehan- Akumulasi Penyusutan)

Prosentase Penyusutan = 100 % : Usia Penggunaan Aktiva Tetap

3. Metode Saldo Menurun Ganda ( Double Declining Balance Method)

Penyusutan tahunan = 2 x … % Penyusutan x (Harga Perolehan- Akumulasi Penyusutan)

Prosentase Penyusutan = 100 % : Usia Penggunaan Aktiva Tetap

4. Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the year digits method)

Penyusutan tahunan = Sisa Usia Aktiva Tetap x (Harga Perolehan – Nilai Residu)

Jumlah Angka Tahun

Jumlah Angka Tahun = ½ n (1 + n) n = Usia Penggunaan Aktiva Tetap

5. Metode Satuan Unit Produksi ( Unit of Production Method)

Tarif Penyusutan tiap satuan = Harga Perolehan – Nilai Residu

Taksiran jumlah satuan produk yang dapat dihasilkan selama penggunaan aktiva tetap

Penyusutan = Satuan produk yang dapat dihasilkan x tarif penyusutan tiap satuan produk

6. Metode Satuan Jam Kerja ( Service Hours Method)

Tarif Penyusutan tiap jam = Harga Perolehan – Nilai Residu

Taksiran jam kerja yang dapat dicapai selama penggunaan aktiva tetap Penyusutan = Jam kerja yang dapat dicapai x tarif penyusutan tiap jam kerja

Kata-kata bijak :

Orang yang sukses adalah orang yang berani

dan mau mengatasi tantangan